KEB

KEB

BPN

BPN

About Me

About Me
Diah is here! Mom of three boys.

Tragedi di Bilik Suara

Pemilihan Umum Legislatif 2014 baru saja usai. Beragam cerita mengiringinya. Ada yang manis, ada pula yang pahit. Yang sadis, yang lucu, yang mengharukan banyak juga.

Beberapa kisah tragis dialami caleg yang rugi lahir batin akibat 'njago' di Pileg kali ini. Sudah tahu pileg itu ya seperti itu kok ya dijalani. Pilek benarlah akhirnya. Tapi kisah tragis bukan monopoli caleg lho. Ada juga pemilih yang jadi ikut-ikutan 'pilek' gara-gara Pileg.

Gambar dipinjam dari http://www.majamojokerto.com/headline/2629/KPU-kabupaten-mojokerto-kekurangan-160-bilik-suara

Gagal Golput
Hati manusia memang milik Alloh. Seorang pemilih yang bukan pemilih pemula mengungkapkan kepada saya niatnya untuk golput tulen. Seluruh surat suara baik untuk DPR, DPRD Propinsi, DPRD Kabupaten/Kota dan DPD akan dibuatnya tidak sah. Entah mau dicoblosi semua atau dicoret-coret, pokoknya mau golput.
Ternyata, sesampainya di bilik suara, hatinya tak tega membayangkan salah seorang tetangganya yang nyaleg nantinya jadi stress karena tidak 'jadi'. Akhirnya, dicobloslah nama tetangganya itu. Gagal golput, deh!

Salah Coblos
Ada lagi kisah tragis calon pemilih yang sudah memantapkan diri pada salah seorang caleg. Sesampainya di bilik suara, pilihannya jatuh pada caleg lain akibat salah coblos. Kok bisa? Iya, sebab tiba-tiba ia merasa pusing tujuh keliling menyaksikan lembar surat suara 'rumit' seperti itu. Rezeki memang Alloh yang mengatur, kan?
Barangkali para caleg dalam kampanye hanya perlu mengulang-ulang 'jembatan keledai' yang menuju nomornya. Misal: ke samping sekian, ke bawah/atas sekian. Jadi pemilihnya tidak pusing tujuh keliling lagi.

Siaran Langsung
Ada juga seorang teman yang keluar bilik sambil meringis gara-gara pilihannya diketahui publik. Sebabnya saat dirinya mencoblos, anaknya yang baru berusia lima tahun 'membocorkannya' dengan bicara keras-keras. "Ayah, coblos nomer anu saja. Bunda nyoblos yang itu, kok." Rupanya sang Ayah dan Bunda keduanya sedang nyoblos bersamaan. Oh la la... Azas LUBER tidak berlaku, deh. Lain kali kalau nyoblos jangan bareng, ya. Jadi yang satu bisa mengendalikan si anak.

Awut-awutan
Coblosan juga menjadi acara yang merepotkan. Terutama bagi para lansia. Seorang kakek yang mencoblos di TPS tempat saya nyoblos harus berjibaku dengan surat suara. Bermenit-menit beliau meluangkan waktu di bilik namun tak kunjung berhasil. Akhirnya kakek tadi keluar dengan membawa surat suara yang awut-awutan lipatannya. Susah ternyata, ya. Dan petugas pun turun tangan membantu sang kakek.

Itulah beberapa cerita berkesan dari Pileg 2014 yang baru lalu. Bagaimana dengan Anda?

Related Posts

Posting Komentar